4.30.2009

AL-QUR'AN ADALAH PENYEMBUH PENYAKIT JIWA 1

“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Israa[17] : 82)

"Bukanlah orang yang mati dan istirahat itu dinamakan mayat. Tapi kematian itu adalah matiya orang-orang yang hidup. Sesungguhnya orang-orang yang mati itu adalah orang-orang yang dalam kesedihan, tertutup hatinya dan sedikit harapannya"

Apa itu penytakit jiwa dan
apa obatnya Al-Qur’an?

Wahai saudaraku yang dimuliakan Allah
Sebelum kami mengemuka-kan apa yang hendak kami sampaikan kami terlebih dahulu memohon maaf atas kelan-cangan kami yang telah lancang mengirimkan selembaran ini kepangkuan saudara tanpa kabar dan berita sebelumnya. Maka dari-pada itu maafkan atas kelancangan ini, bukan kami menghinakan dan bukan pula kami tidak menghormati saudara akan tetapi karena keterbatasan waktu.
Selembaran ini kami sebarkan kepangkuan saudara untuk menunaikan perintah Allah yang letah memerintahkan melalui ayat-Nya maka itu semoga saudara sudi kiranya memaafkan segala kesalahan kami dan yang terdapat pada selembaran ini. Mari kita terima apa yang Allah amanahkan kepada kita dengan membaca al-Qur’an dan ayat-Nya itu dengan bacaan yang sebenarnya yaitu sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang berbunyi:
“Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya mereka itu beriman kepadaNya dan barangsiapa yang ingkar kepadaNya, Maka mereka itu-lah orang-orang yang rugi” (QS. Al-Baqarah[2] : 121)

Wahai saudaraku !
Tidak diragukan lagi bah-wa pengetahuan Pencipta jiwa tentang penyakit jiwa dan bagaimana cara pengobatannya adalah diatas para dokter jiwa. Sebagaimana kita dapatkan dalam Al-Qur’an, dimana telah diterangkan bahwa hati meru-pakan tempat bersarangnya penyakit. Sebagaimana firman-Nya,
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”. (QS. Al-Baqarah [2] : 10)
Allah juga berfirman dalam surat Al-Muddatsir,
“Dan tiada kami jadikan Pen-jaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hati- nya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang menge-tahui tentara Tuhanmu melainkan dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi ma-nusia”. (QS. Al-Qiyamah[74] : 31)
Sebenarnya masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa tempat bersarangnya penyakit adalah hati. Lalu apa saja yang tergolong penyakit jiwa? Pertanyaan ini telah dijawab Al-Qur’an dalam ayat berikut ini,
“Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak mem-biarkan. (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan diatasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada kami jadikan Penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (menga-takan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan Ini sebagai suatu perum-pamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia”. (QS. Al-Qiyamah[74] : 27-31)
Yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan kedalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikem-balikannya sebagai semula un-tuk diazab kembali. Kalau kita memperhatikan dengan seksama, ayat diatas telah menerangkan empat kelompok manusia, yaitu mereka yang dalam hatinya ada penyakit, yang telah diindi-kasikan dengan ayat, “dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab tidak ragu-ragu.” Atau orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin tidak ragu-ragu tentang penjaga neraka yang berjumlah sebelas. Namun orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit, yaitu orang-orang kafir yang hati mereka telah dihinggapi penya-kit ragu-ragu, teklah menga-takan dengan nada meragukan, “Apa yang dikehen-daki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perum-pamaan?” maka mereka yang ragu-ragu itulah orang-orang yang sakit jiwa.
Allah berfirman dalam surat Al-Hajj, “Agar dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat.” (QS. [22] : 53)
Yang dimaksud dengan penyakit dalam ayat ini adalah syirik dan kemunafikan. sedangkan maksud “yang kasar hati-nya” adalah orang-orang yang hatinya tidak tunduk dan patuh terhadap perintah Allah SWT.
Dalam surat Al-Baqarah Allah berfirman,
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah[2] : 10)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa keyakinan mereka terdahap kebenaran lemah. Kele-mahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dusta terhadap kebenaran. Dusta adalah penyakit jiwa yang ber-bahaya, kemunafikan, tipu daya dan kesesatan sebagaimana yang diterangkan dalam ayat sebelumnya,
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” namun mereka tidaklah beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah[2] : 8-9)
Dusta merupakan sebab kemunafikan, buruknya akidah, dengki, cinta maksiat, kebodohan dan memusihi Rasulullah SAW. Dusta merupa-kan sebab kemunafikan, buruknya akidah dengki, cinta maksiat, kebodohan dan memusuhi Rasulullah SAW. Disamping itu dusta timbul karena kesedihan, kebi-ngungan, hilangnya kepercayaan diri, dari kehidupan secara keseluruhan, seperti dika-takan seorang penyair:
“Bukanlah orang yang mati dan istirahat itu dinamakan mayat. Tapi kematian itu adalah matiya orang-orang yang hidup. Sesungguhnya orang-orang yang mati itu adalah orang-orang yang dalam kesedi-han, tertutup hatinya dan sedikit harapannya.”

Daftarkan Link Anda Disini

MAOE (U CAN IF U THINK U CAN)